Ada dua jenis kapal tangki, yaitu :
1. The Crude Oil Tanker :
Kapal minyak mentah ini memiliki sebuah sistem pipa saluran yang cukup sederhana dan kapasitas pemompaan yang tinggi untuk penghematan waktu pada saat bongkar - muat berlangsung. Biasanya sebelum pemuatan diawalii dengan pemanasan gulungan pipa .
2. The Product Tanker :
Kapal tangki ini khusus membawa minyak yang sudah diolah / dimurnikan dari tempat pemurnian minyak mentah ke tangki - tangki penyimpanan di pelabuhan - pelabuhan yang tersebar di dunia. Rata - rata bobot mati kapal ini sekitar 30.000 ton.
Produk - produk minyak pemurnian ini dibedakan atas produk hitam seperti minyak bahan bakar dan diesel, sedangkan produk putih seperti bensin, minyak tanah, gas dan minyak pelumas.
Pemisahan tingkat yang berbeda - beda merupakan paling penting saat membawa produk - produk minyak pemurnian tersebut. Kontaminasii akan membuat produk tersebut menjadi tidak berguna bahkan mungkin berbahaya. Namun sistem pipa saluran (pipe lines) yang rumit yang dipasang pada kapal tangki justru dapat mengurangi resiko akan kontaminasi muatan tersebut.
Pemuatan :
Deep Tank Liquids :
Sebelum muatan cair dimuat ke dalam tangki - tangki dalam, tangki - tangki tersebut harus diuji terlebih dahulu untuk memastikan bahwa tak akan ada kebocoran dan kerusakan pada muatan yang lain. Ujung tangki dikunci dengan kuat dan tangki diisi dengan air sampai ujung atas dari pipa - pipa tang diisi. Kemudian tangki diperiksa, khususnya di bagian ujung atau tepi tangki, lalu dipompa. Tangki dalam serta tangki dalam berganda harus diperiksa secara internal untuk mencegah kalau - kalau ada tanda - tanda kebocoran. Seorang pemeriksa akan mengeluarkan sebuah sertifikat yang menyatakan bahwa tangki-tangki yang diperiksa itu sudah kuat dan boleh membawa muatan cair.
Setelah melalui pengujian yang ketat, tangki - tangki tersebut kemudian dibersihkan secara keseluruhan dan membersihkan minyak -minyak yang masih melapisi tangki dengan menggunakan air bersih dan sabun pembersih. Tapi jika tangki - tangki tersebut tidak kotor, maka cukup dibersihkan atau dicuci dengan sabun pembersih. Sabun pembersih itu dimasukkan ke dalam drum yang dihubungkan dengan pipa penyemprot. Sementara tangki yang akan dibersihkan masih panas, maka disemprotkanlah pembersih tadi ke dalam tangki kemudian digosok dengan hati - hati dan disikat. Setelah kotoran lepas dan lapisan kotoran terkelupas, semprotkanlah air bersih ke dalam tangki.
Ketika kapal akan memuat muatan getah / karet (latex) , tangki - tangki tersebut dilapisi dengan parafin atau lapisan lilin untuk mencegah kontak langsung getah dengan logam tangki. Kontak langsung dengan udara pun bisa mengurangi volume tangki, jadi digunakanlah keran untuk menyemprotkan udara dengan tekanan tertentu daripada menggunakan ventilasi.
Memuat Penuh : (Load on Top)
Minyak-minyak di ballast kotor akan mengalir ke puncak air laut. Kebanyakan air dari masing-masing tangki dapat dibongkar/buang ke laut, namun demikian puncak lapisan dipompa ke tangki pembuangan. Air kotor dari saluran pencucian dan pembersihan juga dipompa ke tangki pembuangan sebagaiman larangan untuk tidak membuang air pembuangan /kotor ke laut. Campuran dalam tangki pembuangan dibiarkan terpisah dan air bersihnya dipompa ke laut. Minyak pada puncak tangki ditahan dalam kapal dan dibuang bersamaan dengan pembongkaran muatan berikutnya.
Pada umumnya pemuatan untuk kapal jenis ini dilakukan dari darat . Biasanya tangki didarat letaknya agak tinggi, hingga perbedaan permukaan cukup menimbulkan tekanan pada pipa, tetapi pemuatan dapat juga terjadi dimana diperlukan suatu pompa muatan yang bekerja didarat, apalagi kalau muatannya dilakukan dari pengeboran lepas pantai yang tangkinya lebih rendah.
Kemudian pipa darat disambung (connect) dengan kran pipa kapal (manifold) , hal ini harus dilakukan dengan hati - hati karena mungkin ada perbedaan tegangan antara pipa kapal dengan pipa dari darat . Untuk menjaga perbedaan tegangan itu maka dipasanglah kawat tembaga diantara pipa - pipa tersebut, kemudian dipasang sakelar (sebelumnya dikenal dengan nama “bounding cable”), mengingat pada pelaksanaan pemuatan “power kerosene” dan “avigas” walau dilakukan dengan hati - hati dalam pemuatannya serta dengan kecepatan pemuatan dalam pipa yang rendah tetapi masih sering menimbulkan listrik (electric statics) .
Temperatures :
Ada instruksi pemanasan yang perlu dipatuhi, jadi sah-sah saja jika mengambil temperatur suhu muatan-muatan sebanyak dua kali sehari dan mengirimkan salinannya ke ‘cosignee’. Kelalaian dalam hal suhu muatan bisa membuat jadi kurang berkualitas. Sebaliknya ada yang susah sulit sekali dibongkar. Jika tidak dipanaskan, beberapa muatan cair akan menjadi padat dan tidak bisa lagi mengembalikan ke bentuk air lagi meskipun sudah dipanaskan.
Pada perhitungan muatan diatas kapal - kapal tanker pada umumnnya dilakukan dalam bentuk perhitungan untuk mencari “Ullage” yang dinyatakan dalam meter dan kemudian dirubah menjadi meter kubik untuk selanjutnya diubah menjadi ton.
Pihak pembuat kapal - kapal tanker telah melampirkan daftar kalibrasi untuk tiap - tiap kapal tanker dimana telah dicantumkan kapasitas tangki dalam meter kubik dan persamaannya dengan “dalam” atau “tinggi” Ullage untuk setiap 1/8 m atau 0,125 m setiap interval.
Adapun data - data yang dibutuhkan untuk merubah satuan “Meter Kubik” (cbm) menjadi satuan dalam “Ton” adalah sebagai berikut :
1. Berat jenis cair.
2. Suhu atau temperatur zat cair.
3. Koefisien muai zat cair.
Biasanya kapal - kapal tanker telah dilengkapi dengan “tanker table” yang berisikan akan semua data - data diatas ; sehingga apabila volume ( dalam meter kubik ) suatu zat cair diketahui, berat zat cair tersebut diketahui, maka berat zat cair tersebut dapat dihitung ( ton ). Volume zat cair ( meter kubik ) dapat juga diganti langsung menjadi ton dengan cara penggunaan “stowage factor”nya yang telah tercantum dalam tanker table kapal tersebut .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar